Mojokerto, Radar Independen – IKAPPI Kabupaten Mojokerto berkolaborasi dengan berbagai pihak kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), terpantau di Balai Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari, yang dihadiri oleh ratusan warga, kegiatan ini merupakan kegiatan hari ke-4 pasca lebaran idulfitri.
Ketua DPW IKAPPI Jatim Agus Susilo, menyebutkan kalau GPM IKAPPI akan digelar terus sampai akhir 2024 di kabupaten Mojokerto, disiapkan perbulan 8 sampai 10 titik lokasi desa yang berbeda kecamatan.
Sebelumnya, Agus Susilo mengatakan, beras SPHP itu dalam kualitas premium. “Jadi beras SPHP ini ada di seluruh pasar. Kemudian Bulog juga mendistribusikan beras-beras ini ke ritel-ritel. Dan akan lakukan itu secara konsisten dan kontinue sesuai permintaan di wilayah Mojokerto raya,” Ungkapnya.
Distribusi beras SPHP ini, kata Agus Susilo merupakan cara pemerintah untuk mengintervensi kenaikan beras yang kini terjadi. Pemberian harga HET Rp 54.500 untuk setiap kemasan 5 kilogram dinilai sudah murah dan diharapkan bisa dijangkau oleh masyarakat.
“Dengan program operasi pasar IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) hadir di Mojokerto yang menjual Rp 53.000/kemasan 5kg, kami akan membantu dan bersinergi dengan stakeholder, sehingga program ini tepat sasaran untuk droppingnya. Jangan sampai nanti sampai kepada orang-orang yang kerjaannya hanya nimbun untuk menaikkan harga,” tutur dia.
Ditempat yang sama salah satu pembeli sebut saja Bunga (45) warga Pekukuhan mengatakan ,”Ini kan jenis berasnya sedang, mungkin ada beberapa orang yang enggak suka jenis beras seperti ini. Jadi, mereka masih campur dengan beras-beras yang memang harganya agak lumayan, biar rasanya lebih enak,” imbuh dia.
Kendati demikian, ia tetap merasa terbantu dengan adanya beras SPHP tersebut. Sebab, kehadiran beras itu membantu warga yang saat ini tercekik dengan kenaikan harga beras.
“Waswas karena kalau harga beras melambung lagi itu, ini (beras SPHP) mungkin bisa membantu, jadi ya terbantu lah dengan adanya beras SPHP ini,” ucap wanita yang sudah berdagang ayam geprek selama dua tahun itu. (Dev)