
Mojokerto, Radar Independen – Program Beras SPHP merupakan program yang diluncurkan oleh Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), bersama Perum Bulog untuk mengantisipasi gejolak instabilitas pangan.
Kali ini lembaga non pemerintah bergerak dibidang ekonomi IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) Ketua Umum DPP Abdullah Mansuri mengintruksikan kepada DPW dan DPD daerah masing-masing diseluruh Indonesia untuk bersinergi dengan stakeholder bertujuan untuk membantu menjaga stabilitas dan pasokan harga pangan.
Kegiatan GPM (gerakan pangan murah) dilaksanakan DPD IKAPPI Kabupaten Mojokerto sejak tahun 2023, pasalnya sampai bulan April 2024 kegiatan ini masih terus dilaksanakan.
Mengingat sebelum hari raya idulfitri harga beras terus mengalami kenaikan.
Dilansir media radarindependen.id, Harga komoditi pangan pada bulan Februari dan Maret 2024 bahkan menginjak hari raya Natal dan tahun baru 2024 sebelumnya juga sudah ada tanda kenaikan harga seperti Telur, Daging, Cabai, Beras, Gula, Bawang Dan Minyak kenaikannya dinilai cukup serius, mengingat masa panen belum merata dan permintaan konsumen yang tinggi membuat sejumlah oknum nakal bermain harga.
Dengan adanya GPM serentak atau operasi pasar murah sebelumnya menjadi solusi bagi masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari dibawah harga pasar, seperti yang dilaksanakan oleh Pemkab Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menggelar pasar murah bertempat di RTH Ruang Terbuka Hijau Sooko pada Ramadan kemarin, dan acara tersebut merupakan rangkaian hari jadi Kabupaten Mojokerto yang ke 731.
Senada kata Agus Ketua DPW IKAPPI Jatim, Kami berupaya memberikan manfaat dengan keberadaan IKAPPI di Mojokerto dampak positifnya bisa dirasakan masyarakat Mojokerto tentu hal ini tak luput dari dukungan penuh semua pihak terkait, Sejauh ini bulan April IKAPPI sudah berjalan 6 titik di desa di Kecamatan berbeda, Yakni di Desa Banjarsari dan Desa Medali, “Untuk satu titik, kami sediakan 1,5ton-2,5ton beras Bulog SPHP, kita jual Rp 10.600/kg,” katanya.
Sesuai data, tren pembelian di lapangan juga naik turun setiap gelaran GPM. Paling laku, sejauh ini masih komoditas beras. ’’Pembelian untuk beras SPHP juga dibatasi dua-tiga sak per pembeli,’’ tuturnya. (Dev)