Banjir Rendam 3 Desa di Kecamatan Sooko, Mojokerto

Bagikan

Banjir yang awalnya hanya setinggi mata kaki pada Jumat lalu, kini meningkat hingga setinggi pinggang orang dewasa, Selasa (10/12)

Mojokerto, Radar Independen – Banjir melanda tiga desa di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Tempuran, Desa Bekucuk, dan Desa Mojoranu, serta dua dusun di Desa Ngingasrembyong. Banjir yang awalnya hanya setinggi mata kaki pada Jumat lalu, kini meningkat hingga setinggi pinggang orang dewasa, Selasa (10/12). 

Kondisi ini memaksa warga untuk mengungsi, terutama lansia dan balita yang dievakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.

Posko dapur umum didirikan di Balai Desa Ngingasrembyong untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi. Setiap harinya, dapur umum tersebut menyiapkan 3.600 porsi untuk sarapan dan makan siang. Bantuan juga datang dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, BPBD, PMI, relawan, Polri, dan TNI.

Kondisi ini memaksa warga untuk mengungsi, terutama lansia dan balita yang dievakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman

Sementara itu Aric Kanit Turjawali Polres Mojokerto bersama DPD Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Mojokerto Raya turut membantu proses evakuasi warga serta membagikan makanan kepada korban banjir. Ketua DPD IKAPPI Mojokerto Raya juga turun langsung ke lokasi untuk meninjau situasi dan mendengarkan keluhan warga terdampak banjir.

“Salah seorang warga, Siti Masito (35) mengungkapkan bahwa dia sudah dua hari, Senin dan Selasa, harus cuti kerja karena mobil tidak bisa keluar. Aktivitas kami terganggu, dan salah satu pedagang bakso keliling Prapto (56) juga terpaksa tidak bisa berjualan serta mencari uang sementara ini karena kondisi yang belum membaik.

Namun, di sisi lain, disampaikan rasa terima kasih atas bantuan dan kesigapan anggota TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial, dan semua relawan yang bertugas. Semoga musibah banjir ini bisa segera surut sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasanya,” ujar Ketua DPD IKAPPI Mojokerto Raya.

Ketua DPD IKAPPI Devi Setyorini juga menyampaikan harapannya agar lebih banyak pihak, termasuk perusahaan di Mojokerto, turut memberikan bantuan kepada korban banjir.

“Saat ini, bantuan yang ada masih didominasi dari pemerintah, sedangkan dari perusahaan di Mojokerto belum terlihat adanya kontribusi. Kami berharap ke depannya musibah seperti ini bisa ditanggulangi lebih baik, dengan langkah antisipasi sebelum debit air semakin parah. Selain itu, kami juga berharap semakin banyak anggota DPRD maupun pengusaha yang peduli dengan kondisi korban banjir di sini. Kepedulian bersama sangat diperlukan agar masyarakat dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan seperti biasa,” ujarnya.

Aric Kanit Turjawali Polres Mojokerto bersama DPD Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Mojokerto Raya turut membantu proses evakuasi warga serta membagikan makanan kepada korban banjir

Menurut pantauan di lokasi, penyebab banjir diduga akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan, seperti kasur, enceng gondok liar, dan tumpukan limbah lainnya, menyumbat aliran sungai. Hal ini diperparah dengan minimnya langkah antisipasi karena banjir semacam ini baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut.

Warga diimbau untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama di musim penghujan, agar kejadian serupa tidak terulang. Sementara itu, pemerintah daerah dan relawan terus bekerja keras mengevakuasi warga dan memastikan kebutuhan dasar para korban banjir terpenuhi. (Red)


Bagikan